Senin, 17 Desember 2012

Antorpologi "Perbedaan Budaya dan Peradaban"


Perbedaan Peradaban dan Kebudayaan
Kebudayaan
Peradaban
Hakekat: Kebudayaan = cultuur (bahasa Arab) = culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab), berasal dari perkataan Latin ; “Colere” yang artinya mengolah, megerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari budi dan akal.
Hakekat: peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata asing civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti : kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex dalam suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering juga istilah peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan komplex. [1]
Kebudayaan merupakan segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang digunakan untuk kelangsungan hidupnya yang sifatnya dinamis, artinya berkembang terus menerus/terus berlanjut sampai sekarang.
Peradaban merupakan puncak dari suatu kebudayaan itu sendiri yang berkembang dalam suatu masyrakat dan dalam kurun waktu tertentu. Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan (progress dan development). Tetapi dalam peradaban tidak adanya keberlanjutan/kontinyuitas. Selain itu peradaban berkembang dalam kurun waktu tertentu serta bersifat munumental dimana peradaban merupakan bukti kebesaran dari suatu masyarakat yang hidup dalam suatu daerah (misalnya: Peradaban Yunani Kuno, Peradaban Lembah Sungai Indus, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban Sungai Eufrat dan Tigris, dan lain-lain).

Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai yang berkembang terus.
Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial atau inovasi sosial yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.
Daed Joesoef berpendapat kebudayaan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang mempunyai ciri atau sifat budaya. Sedangkan budaya itu sendiri adalah sistim nilai yang dihayati. Nilai dapat berbentuk (tangible) seperti bangunan bersejarah, karya seni, lukisan, patung, dan lainnya.
peradaban adalah suatu kondisi masyarakat yang terdiri dari kesatuan budaya dan sejarah. Dalam pengertian lain peradaban merupakan jenjang keberadaan tertinggi yang dapat dicapai oleh suatu kebudayaan; ia adalah artifisial, tidak metafisis, tidak berjiwa, dikuasai oleh intelek. Sebuah peradaban mengalami siklus dalam ruang dan waktu. Ia mengalami pasang dan surut. Sedangkan kebudayaan lepas dari kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki ukuran tersendiri (ukuran benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunai pemikiran.
Contoh: Dari segi ide : cerita rakyat yang berkembang di masyarakat. Artefak, candi atau prasasti.
Contoh: Peradaban Yunani kuno yang terkenal sangat maju di berbagai bidang pada masanya.


[1] Koentjaraningrat , 1948 : 9-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text