Perbedaan Peradaban dan Kebudayaan
Kebudayaan
|
Peradaban
|
Hakekat: Kebudayaan = cultuur (bahasa Arab) = culture (bahasa Inggris) =
tsaqafah (bahasa Arab), berasal dari perkataan Latin ; “Colere” yang artinya
mengolah, megerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah
atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ditinjau dari
sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari budi dan akal.
|
Hakekat: peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata asing civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti :
kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex
dalam suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering juga istilah
peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan
yang maju dan komplex. [1]
|
Kebudayaan merupakan
segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang digunakan untuk kelangsungan
hidupnya yang sifatnya dinamis, artinya berkembang terus menerus/terus
berlanjut sampai sekarang.
|
Peradaban merupakan
puncak dari suatu kebudayaan itu sendiri yang berkembang dalam suatu
masyrakat dan dalam kurun waktu tertentu. Ide utama yang terkandung
dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan (progress dan
development). Tetapi dalam peradaban tidak adanya
keberlanjutan/kontinyuitas. Selain itu peradaban berkembang dalam kurun waktu
tertentu serta bersifat munumental dimana peradaban merupakan bukti kebesaran
dari suatu masyarakat yang hidup dalam suatu daerah (misalnya: Peradaban
Yunani Kuno, Peradaban Lembah Sungai Indus, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban
Sungai Eufrat dan Tigris, dan lain-lain).
|
Kebudayaan terdiri
atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang
diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di
dalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai
yang berkembang terus.
|
Untuk membangun peradaban
perlu adanya jaringan sosial atau inovasi sosial yang menciptakan pranata
(institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan
produk-produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.
|
Daed Joesoef berpendapat
kebudayaan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang mempunyai ciri atau sifat budaya.
Sedangkan budaya itu sendiri adalah sistim nilai yang dihayati. Nilai dapat
berbentuk (tangible) seperti bangunan bersejarah, karya seni, lukisan,
patung, dan lainnya.
|
peradaban
adalah suatu kondisi masyarakat yang terdiri dari kesatuan budaya dan sejarah.
Dalam pengertian lain peradaban merupakan jenjang keberadaan tertinggi yang
dapat dicapai oleh suatu kebudayaan; ia adalah artifisial, tidak metafisis,
tidak berjiwa, dikuasai oleh intelek. Sebuah peradaban mengalami siklus
dalam ruang dan waktu. Ia mengalami pasang dan surut. Sedangkan kebudayaan
lepas dari kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki ukuran tersendiri (ukuran
benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunai pemikiran.
|
Contoh: Dari segi ide : cerita rakyat
yang berkembang di masyarakat. Artefak, candi atau prasasti.
|
Contoh: Peradaban Yunani kuno yang
terkenal sangat maju di berbagai bidang pada masanya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar