Minggu, 26 Juni 2011

Kado cantik untuk Yanne Yuniarti W

Selamat ulang tahun Yanne Yuniarti Widayat yang ke 20 tahun.
Bagaimana rasanya berkepala dua?? pertanyaan ini sempat terbesit dalam pikiran. Akankah sama dengan sebelumnya atau akan berbeda entahlah kita lihat saja nanti. Sudah saatnya untuk berfikir dewasa. Selamat datang di dunia orang dewasa ^^
Terimakasih Yanne untuk tetap setia menjaga prinsip mu atas kesucian sebagai seorang wanita, terimakasih untuk tetap berlaku baik kepada orang-orang yang kau kenal. Aku bangga kepada mu yanne atas segala jerih payah dan usaha mu untuk mencapai cita-cita mu sejauh ini. Kamu hebat, kamu tangguh dan kuat, teruslah seperti itu aku suka yane yang seperti itu.
Terimakasih yane untuk tidak mengeluh dalam kegagalan yang kau hadapi, walaupun terkadang kamu ingin menyerah tapi sejauh ini kamu tetap bertahan. Terimakasih untuk tidak mengeluarkan air mata saat masalah mu datang kembali, kau malah coba untuk tersenyum. Terimakasih untuk tetap percaya bahwa kamu bisa saat seseorang meragukan kemampuan mu. Terimakasih untuk tidak dendam saat seseorang menghianati mu dan melukai hati mu.
Terimakasih untuk senyum manis yang kau berikan kepada setiap orang yang kau kenal. Terimakasih untuk membuat orang di sekitar mu tertawa dan bahagia, karna mu. Terimakasih untuk tetap memberikan semangat kepada sahabat-sahabat mu saat mereka down, dan menjadi pemotivasi untu mereka. terimakasih telah menjadi pendengar yang baik untuk sahabat-sahabat mu dan tetap merahasiakannya.
Terimakasih untuk tetap di percaya oleh orang tua mu dan tetap membuat mereka tersenyum, walau kau belum membuatnya bangga dan membahagiakannya tapi percayalah akan ada waktunya yang tepat. Tetaplah jadi anak yang baik dan dibanggakan orang tua mu.
Terimaksih telah menjadi seorang wanita yang baik sejauh ini, tetap menjaga lisan mu, tetap menjaga prilaku mu, tetap menjaga kehormatan mu, tetap menjaga prinsip mu, tetap menjaga akidah mu, tetap menjaga ibadah mu dan tetap menjaga tali kasih mu kepada saudara semuslim mu. Ingat yane untuk tidak berlaku sombong atas segala yang ada dalam dirimu. Aku suka yane yang rendah hati ^^
Yanne jangan menyerah tetaplah bangkit saat kau dalam keterpurukan, aku tau perjalanan menuju cita-cita mu masih sangat jauh. Akan ada rintangan yang kau hadapi tapi ku mohon tetaplah bertahan saat kau menapaki jalan berekrikil meski harus berdarah anggaplah ini sebagai pengorbanan untuk cita-cita mu. Percayalah Allah azza wa jalla akan menolong mu dan selalu di hati mu. Tetaplah tersenyum karna kau terlihat cantik saat kau tersenyum ^^
Yanne masih banyak yang harus kau perbaiki, masih banyak kekurangan mu, dan masih banyak yang harus kau lakukan. Untuk itu tetaplah semangat. Semangat untuk melakukan kebaikan untuk dirimu, keluargamu, saudara mu dan dunia. Buatlah dunia tersenyum karna mu. Katakan YES I CAN !!!!!

Selasa, 21 Juni 2011

Aku Peduli Mereka

EKSPLOITASI ANAK JALAN

Dewasa ini anak-anak jalanan semakin meningkat jumlahnya, ini disebabkan keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil sementara jumlah penduduk semakin meningkat. Banyak kepala keluarga yang kehilangan pekerjaanya akibat krisis ekonomi, padahal satu kepala keluarga harus menafkahkan kurang lebih empat orang jiwa manusia. Dengan kondisi seperti ini mereka dituntut untuk mencari uang dengan berbagai cara, salah satunya adalah mengemis dan mengamen. Mengemis dan mengamen mungkin telah menjadi salah satu profesi di Indonesia, dengan modal yang tidak banyak kita bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar, padahal pekerjaan ini tidak layak dilakukan karena mengharapkan ibaan orang. Selain itu, mengemis dan mengamen juga membuat orang malas untuk bekerja lebih baik.
Pekerjaan mengemis dan mengamen di kalangan masyarakat semakin populer, banyak keluarga yang berbondong-bondong menjadi pengemis dan pengamen dengan membawa serta anak-anaknya untuk mengemis dan mengamen. Para orang tua tidak boleh mengajarkan caranya mencari duit kepada seorang anak yang masih kecil apalagi menyuruh mereka mencari duit itu sama saja namanya eksploitasi anak, dan jika terjadi demikian akan dikenakan hukuman berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Anak-anak adalah anugrah dari Tuhan YME yang harus kita jaga dengan kasih sayang yang berlimpah, bukan menyuruhnya bekerja di masa kanak-kanaknya. Masa anak-anak masa yang indah, dimana mereka bebas bermain dan belajar. Apabila rutinitas ini tetap dilakukan, dikhawatirkan akan membentuk mental yang negatif bagi pertumbuhan si anak.
Tinjauan dengan menggunakan sudut pandang psikologi terhadap meningkatnya jumlah anak jalanan ini adalah berupa tumbuhnya mentalitas pemalas dalam jiwa anak. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan munculnya idealisme dalam jiwa anak bahwa dengan mengamen atau mengemis pun mereka bisa mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, tanpa harus susah-susah sekolah. Mental inilah yang sangat berbahaya untuk tumbuh kembangnya si anak, anak berusia 1-5 tahun adalah masa di mana otak mereka dalam tahap perkembangan. Seharusnya pada masa ini si anak di ajarkan berbagai macam perbendaharaan ilmu serta penanaman akhlak mulia agar perkembangan fisik dan spiritualnya baik. Jadi bisa dibayangkan jika seorang anak kecil sudah di ajarkan mencari duit oleh orang tuanya, bagaimana jika ia besar nanti? Pertanyaan ironis ini sempat memilukan hati.
Kesadaran Orang Tua
Menjelang hari anak yang akan jatuh pada tanggal 23 Juli mendatang, marilah kita bersama-sama membantu Pemerintah dalam mengatasi masalah eksploitasi anak yang dilakukan para orang tua maupun pihak lain. Karena melindungi hak anak bukan hanya tugas Pemerintah dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia saja akan tetapi tugas kita semua sebagai Warga Negara Indonesia. Jadikan hari peringatan anak bukan hanya sebagai simbol untuk merenungi hak-hak anak saja tanpa ada aksinya, tapi buatlah hari peringatan anak sebagai bentuk penyadaran kita semua sebagai orang tua untuk mengkoreksi, membenahi serta berpartisipasi dalam mewujudkan visi-visi Pemerintah untuk melindungi hak anak baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Faktor yang mendorong terjadinya kasus eksploitasi anak adalah karena sebagian besar orang tua tidak menyadari perannya sebagai orang tua, serta kurangnya pengetahuan tentang kewajiban orang tua dalam pemenuhan hak anak. Kebanyakan dari mereka tidak mengecam bangku pendidikan, sehingga mereka tidak sadar bahwa yang mereka lakukan itu suatu perbuatan eksploitasi. Dalam menangani kasus ini sebaiknya diadakan suatu penyuluhan baik berupa seminar maupun pelatihan kepada para orang tua, untuk menyadarkan bahawa tindakan kekerasan kepada anak, pelecehan maupun eksploitasi sangat tidak baik dan dilarang keras oleh negara. Jika masih ada yang melakukan perbuatan keji demikian, maka tidak segan-segan pemerintah akan menghukum para orang tua maupun pihak lain berdasarkan hukum yang adil sesuai dengan Pasal 23 (2) yang menyatakan negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
Nasib anak adalah Nasib Bangsa
Nasib suatu bangsa tergantung nasib anak-anak, karena anak adalah generasi penerus bangsa yang nantinya akan memimpin bangsa ini. Jadi jika anak-anak bangsa ini mental, fisik dan spiritualnya rusak siapakah nanti yang akan memimpin bangsa ini? Maka tugas kita semua untuk menghentikan tindakan kekerasan kepada anak, pelecehan maupun eksploitasi. Saatnya mendidik anak-anak bangsa menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab, partisipatif serta cerdas dengan dilandasi iman dan taqwa.

Senin, 20 Juni 2011

Aku Peduli

GAYA HIDUP REMAJA SAAT INI


Remaja adalah seorang individu dalam tahap menuju kedewasan baik secara fisik maupun mental untuk mencari jati diri, seorang remaja mencari jati dirinya dari hal-hal yang mereka pelajari di sekelilingnya dan pengaruh terbesar dalam proses tersebut adalah keluarga dan lingkungannya. Tapi kebanyakan orang tua saat ini lebih sibuk mengurusi karirnya ketimbang mengurusi anak remajanya, hal ini membuat sang anak lebih banyak terbentuk oleh lingkungannya. Maka terlepasnya mereka dari pengawasan orang tua sangatlah berbahaya bagi pembentukan pola hidup dan pola pemikirannya, karena seharusnya tahap menuju kedewasaan inilah orang tua memiliki peran penting dalam proses pembentukan pendewasaan dan mengarahkan si anak menuju cita-citanya.
Salah satu karakter khas dari anak remaja adalah pemikiran dan pendiriannya yang labil, mereka cenderung mudah terbawa hal-hal yang mereka anggap keren dan populer di lingkungannya sehingga mereka mudah menerima hal-hal baru tanpa memfilter baik atau buruknya hal tersebut. Teringat salah satu acara televisi di stasiun swasta, pada Sabtu 11 Juni 2011 pkl 23:00 WIB yang mengangkat tema “ayam kampus dikalangan mahasiswa” membuat saya prihatin sebagai pendidik sekaligus orang tua. Seorang mahasiswa yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial sangatlah tidak wajar karena mahasiswa adalah siswa atau pelajar diatas siswa SMA yang seharusnya memberi contoh baik untuk adik-adiknya. Sebagian mahasiswa yang melakukan pekerjaan sebagai “ayam kampus” disebabkan karena desakan ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhan mereka yang tidak tercukupi akibat gaya hidup mereka yang konsumtif.
Gaya hidup remaja yang lainnya adalah rokok, narkoba dan seks bebas. Rokok adalah hal yang sudah menjadi lumrah untuk kaum laki-laki dan sebagian kecil kaum perempuan. Awalnya mereka hanya coba-coba karna rasa penasaran atau rasa minder saat kawan mereka merokok, kemudian mereka menjadi ketagihan sampai akhirnya mereka ketergantungan. Setelah itu mereka bereksperimen lebih jauh dengan mencoba ganja atau sejenisnya, sama halnya seperti rokok ini membuat mereka ketergantungan sehingga menjadi suatu kebutuhan. Saat masalah datang mereka akan melampiaskannya lewat rokok atau obat-obatan terlarang karna mereka percaya itu semua dapat mengatasi masalah mereka, padahal itu adalah cara yang salah. Seks bebas adalah bagian dari pelampiasan hasrat anak remaja, pada saat ini seks bebas sudah menjadi bagian gaya berpacaran anak remaja, mereka menganggap melakukan suatu hubungan perkawinan sebelum menikah itu wajar. Berdasarkan data statistik yang bersumber dari vivanews.com hampir 62,7% dari perempuan di Indonesia sudah tidak perawan, rata-rata dari mereka adalah anak SMA dan SMP.

Peran Orang tua
Tidakah kita merasa prihatin dengan gaya hidup remaja saat ini?!. Menjelang hari anak yang akan jatuh pada tanggal 23 Juli mendatang marilah kita sebagai orang tua berperan aktif untuk ikut serta dalam tumbuh kembangnya anak kita menuju seorang yang dewasa. Orang tua bukan hanya ibu dan ayah yang melahirkan dan membesarkannya saja akan tetapi mereka yang usianya lebih tua baik guru, dosen dan siapa saja wajib ikut serta berperan aktif dalam memebimbing seorang anak remaja menuju dewasa.
Saat seorang anak remaja menuju seorang yang dewasa adalah tahapan yang cukup sulit baginya, rasa penasaran mereka untuk mencoba segala hal adalah suatu kedahagaan yang ingin dipenuhi. berbagai hal baru yang datang kepada seorang remaja, mereka terima dengan tangan terbuka. Disinilah peran orang tua dalam membimbing anaknya menuju dewasa, yaitu memfilter setiap hal baru yang sedang di eksplrorasi oleh anaknya dengan memberikan dampak positif dan negatif saat menerima hal baru tersebut. Orang tua juga harus memberikan kepercayaan penuh kepada anak remajanya tapi tidak melepaskannya begitu saja.
Orang tua sebaiknya mengarahkan anaknya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang baik dengan mengikuti ekstrakulikuler atau organisasi di luar jadwal akademik, organisasi yang bersifat nasionalisme dan mengangkat nilai kebudayaan bangsa sangat baik untuk anak remaja dalam proses pembentukan pikiran dan prilaku. Organisasi sebagai wadah untuk menggali kretifitas mereka adalah cara yang cukup efektif untuk menghentikan gaya hidup anak remaja yang negatif pada saat ini. Disini orang tua harus mendukung penuh anak remajanya di berbagai macam kegiatan organisasi. Terlepas dari itu orang tua pun di tuntut untuk mendidik anak remajanya berbasis iman dan taqwa.
Tunas Bangsa
Seorang anak remaja adalah aset bagi bangsa ini, mereka adalah tunas bangsa yang nantinya akan memimpin bangsa ini. Nasib anak-anak akan menentukan nasib bangsa di masa depan, jadi bisa di bayangkan jika sebagian besar anak remaja Indonesia bergaya hidup seperti ini bagaimana nasib bangsa kita yang akan datang? Tugas siapakah ini semua, apakah Pemerintah ? Dinas Sosial ? atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia? Ini adalah tugas semua warga negara indonesia. Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak marilah kita ciptakan tunas bangsa untuk Indonesia yang mandiri, partisipatif, aktif dan cerdas untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik.***
 

Sample text

Sample Text

Sample Text