Jumat, 27 Juli 2012

Semangat yang baik ^^


Semangat yang baik
Setiap sore menjelang senja  sehabis pulang magang di Kantor Pajak biasanya saya berjalan kaki dari wastu kencana ke rumah, bukan tidak punya ongkos walaupun sedikit menghemat tapi ada alasan lain yang lebih saya sukai. Saya suka berjalan-jalan di sore hari menjelang senja, suasananya begitu tenang dan damai. Biasanya dulu saya berjalan-jalan di Universitas Pendidikan Indonesia setelah latihan angklung di Kabumi, saya selalu mengajak teman untuk berjalan-jalan sore membicarakan masalah apapun yang bisa kita share yang tentunya bermanfaat.
Sepanjang Jl Pajajaran ^^
Hari ini saya berjalan lagi dari wastu kencana ke rumah saya yang letaknya disamping gor pajajran, lumayan sambil cuci mata liat atlet-atlet yang lagi pada latihan di gor heheh bercanda :P. Sebenarnya ada kebahagiaan kalu liat atlet-atlet itu lagi  pada berlatih.  Kalu kepala uda mumet sama berkas-berkas dan hati udah rindu pake banget sama keluarga di bogor, pas liat atlet-atlet itu berlatih penuh semangat langsung deh semangatnya 100% tumbuh lagi di dalam diri, mungkin karena semangat yang baik dari atlet-atlet itu menular kepada setiap mata yang melihatnya.
Atlet-atletnya lagi pada berlatih, mau perempuan or laki2 tetep semangat
mereka serius banget latihan tinjunya, huahh keren ^^
Saya kagum sama atlet-atlet itu yang tetep semangat walaupun di bulan ramadhan, gak kenal kata lelah meski sedang puasa. Hal penting yang saya ambil dari apa yang saya lihat hari ini adalah  Atlet-atlet itu tetap berlatih meski tidak ada pertandingan yang akan mereka hadapi besok, mereka sedang mempersiapkan hasil terbaik. Saya berharap meski mereka dan saya memiliki jalan  yang berbeda dalam mencapai cita-cita tapi kita punya satu tujuan yang sama yaitu keberhasilan. Jika kamu tidak ingin gagal dalam setiap pertandingan atau ujian maka persiapkan diri sebaik-baiknya untuk keberhasilan itu.


Pajajaran, 19 Juli 2012

Minggu, 15 Juli 2012

Malaikat-Malikat Kecil

Pajajaran, 15 Juli 2012
Malaikat-malaikat kecil di Pantiasuhan Bayi Sehat Muhammadyah Bandung
sebenernya saya sudah cukup lama tahu pantiasuhan yang berada di Jl Punawarman itu, karna setiap mau ke kampus saya pasti lewat pantiasuhan itu. Tapi baru-baru ini saya memberanikan diri untuk berkunjung kesana, pertama berkunjung suasannya bikin sedih liat bayi-bayi yang masih kecil itu sudah berada di pantiasuhan. Saya pernah bertanya kesalah seorang pengasuh disana, dari mana datangnya bayi-bayi ini? apa karna sudah tidak ada orangtuanya atau karena dibuang oleh orang tuanya? dia bilang itu urusan kepala disini, dia cuma bertugas untuk mengasuhnya.
Akhir-akhir ini saya sering berkunjung kesana, saya jadwalkan setiap jumat harus kesana bersama teman-teman saya. secara tempat magang saya di KPP Pratama Bandung Cibeunying tepat bersebelahan dengan pantiasuhan tersebut, kayanya sayang banget kalu ga sampe berkunjung kesana. Pantiasuhan disana membagi beberapa kamar dari segi usia. Kalu untuk bayi yang baru lahir - 6 bulan disatu kamarkan, untuk 6 bulan keatas-2 tahun disatu kamarkan, 2 tahun keatas-balita disatu kamarkan dan yang anak-anak serta dewasa juga memiliki kamar yang berbeda.
Menurut saya Manajemen disana cukup baik, baik dari segi pengelolaan rumah tangga atau segi ekonominya. Saya pikir dengan adanya pantiasuhan ini sangat baik, anak-anak disini bener-bener keurus dan sehat-sehat. Mereka mempunya jadwal yang teratur dibandingkan kita, dari segi makan, belajar, bermain dll.
Foto-foto bersama Malaikat-malaikat kecil ^^



Saya Afiqah Nur Amalia Luqman

Afiqah Cantik yang selalu dikangeunin anteu yanne, miss u baby :)

Senyum Afiqah bikin hati tenang, kiss u baby ;)





Dede Haezar yang ganteng, senymnya bikin ngangenin ;)

Dede ganteng yang olap sampe ke baju anteu ya :P

Batita umur 6 bln - 2 thn, kalu uda masuk ke ruangan ini pasti rame :D





Selasa, 10 Juli 2012

Menikah


Pajajaran, 30 Juni 2012

Menikah

Ketika saya akan menulis tentang tema penikahan, saya berpikir terlebih dahulu apakah saya pantas menulis tentang ini sedangkan saya saja belum menikah. Tanpa bermaksuk menggurui siapapun tulisan ini murni untuk berbagi ilmu dengan harapan ilmu ini bisa bermanfaat untuk yang membacanya dan untuk saya sendiri. Mungkin sebagian diantara kalian berpikir saya akan menikah sebentar lagi? Wow secara saya sudah cukup umur untuk menikah hehehe, Saya memang akan menikah, setiap manusia pasti punya keinginan untuk menikah. Hanya saja kapan waktu pernikahan itu akan berlangsung, sekarang ataukah nanti bagi saya sama saja asalkan tujuannya jelas.
Seseorang yang memutuskan untuk menikah dini itu hebat. Jika tujuan ia menikah karena, kesiapan dirinya secara lahir dan batin serta untuk menjaga kesucian dan kehormatannya. Seseorang yang memutuskan  untuk menikah nanti pun juga hebat, jika ia  merasa dirinya belum mampu dan masih bisa menahan hasratnya serta terus berupaya memperbaiki dan memantaskan diri untuk yang terbaik.
Saya ingin berbagi beberapa ilmu dari M Quraish Shihab dalam bukunya “Pengantin Al-quran” yang saya ringkas dengan bahasa yang lebih sederhana agar mudah dimengerti. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang menikah. Mengapa kita perlu menikah?, Apa itu pernikahan?, Perlukah cinta dalam pernikahan?, Apa itu sakinah, mawaddah dan warahmah? Bagaiman mengatasi problema dalam pernikahan?.  Hmm, kalian mungkin penasaran dan ingin tahu jawabannya. Mari kita tetap fokus dalam membaca tulisan ini dan berbagi jika saya ternyata keliru dalam mengungkapkannya. J
Mengapa kita perlu menikah?, pertanyaan yang mungkin pernah terbesit dalam benak kita. Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, dimana manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki ketergantungan terhadap orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu kebutuhan dalam diri setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan adalah dorongan seksual, yang bertujuan untuk memenuhi kepuasaan dalam dirinya dan memelihara eksistensinya sebagai mahluk hidup. Ini lah yang menjadi alasan mengapa setiap mahluk melaksanakan pernikahan. Tetapi harus diingat bahwa manusia menikah bukan hanya dorongan seksual, lebih dari itu karena manusia menginginkan sakinah, mawaddah dan warahmah dalam pernikahnnya.
“Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, telah diciptakan-Nya untukmu pasangan-pasangan dari jenis mu sendiri, supaya kamu tentram didalamnya. Dan diciptakan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya hal itu menajdi tanda kebesaran Allah bagi orang-oarang yang berpikir.”      (QS Al-Rum [30]:21)
“Maha Suci Allah yang menciptakan semua pasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi, dari jenis mereka (manusia) maupun dari (mahluk-mahluk) yang mereka tidak ketahui.” (QS. Ya Sin [36]:36).
Rasullullah SAW. Pun memerintahkan laki-laki agar memilih perempuan yang paling baik agamanya untuk dinikahi. “Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: harta, kecantikan, keurunan dan agama. Maka diantara pilihan yang paling baik agamanya, niscaya kamu tidak akan merugi.”
Lalu apa pernikahan itu? Telah dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatunya secara berpasangan, ada malam ada siang, ada bahagia ada sedih, ada wanita dan ada laki-laki. Ini dinamakan law of sex “hukum berpasangan”, yang bisa kita simpulkan bahwa pernikahan adalah sunnatullah dalam arti “Ketetapan Tuhan yang diberlakukannya terhadap semua mahluk”. Menikah adalah aksi dari satu pihak yang disambut dengan reaksi penerimaan oleh pihak lain, yang satu memengaruhi dan yang lain dipengaruhi.
Allah berfirman : “Kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-oarang yang layak (kawin) dari hamba-hamba sahaya kamu yang laki-laki dan hamba-hama sahaya kamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karuaniaNya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi maha mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah mereka menjaga kesucian (diri) mereka, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya” (QS. An-Nur [24]:32-33).
Rasullulah SAW pernah bersabda dalam hal yang menyangkut pernikahan. “Pernikahan adalah salah satu sunah ku. maka siapa yang tidak senang dengan cara hidupku (yakni yang hendak mengekang dorongan seksualnya sehingga tidak menyalurkannya melalui pernikahan yang sah) maka dia bukan dari (temaksuk dalam kelompok umat) ku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menikah juga berarti menyambung silaturahmi dua keluarga besar. Seseorang yang akan menikah, sesungguhnya tidak hanya menikah dengan pasangannya saja, tetapi juga “menikah” dengan keluarganya. Karena menikah itu tidak hanya membahagiakan aku dan kamu tetapi keluargaku dan keluargamu. Nah jadi jangan mau kalu ada yang ngajak kawin lari ya, capek hehehe
Nasihat dari seorang yang bijak: “Jangan tanya akal anda tentang wanita yang hendak anda jadikan pendamping. Pastilah akal akan menunjukan kekurangannya, dan ketika itu anda akan mengurungkan rencana. Tapi tanyailah hati. Jika ia menjawab positf, walau tak bulat, maka tugaskan akal mencari pembenaran.”
Perlukah cinta dalam menikah? Tidak ada rasa takjub yang lebih memukau dari pada rasa takjub karena dicintai atau mencintai, tapi apakah cinta itu?Ulama besar, Ibn Hazm menggambarkan pengalaman pribadinya dan pengalaman orang lain dalam memahami cinta. Ulama itu menulis,
“Cinta, awalanya permainan dan akhirnya kesungguhan. Ia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar diketahui. Agama tidak menolaknya dan syariat pun tidak melarangnya, karena hati di tangan Tuhan, Dia yang membolak-baliknya.”
Ada beberapa fase dalam lahirnya cinta, fase pertama adalah kedua belah pihak yang akan mencintai dan dicintai merasakan ada atau tidaknya kedekatan antara mereka berdua. Fase kedua adalah pengungkapan diri (self revelation), dimana masing-masing merasakan ketenangan dan kenyamanan untuk mengungkapkan lebih dalam lagi tentang dirinya berupa keinginan, harapan dan cita-citanya. Fase ketiga adalah saling ketergantungan (mutual dependencies), dimana masing-masing merasakan memerlukan bantuannya untuk memenuhi kebutuhannya, memerlukan pasangannya untuk berbagi kesedihan maupun kebahagiaan.
Jadi sangatlah perlu adanya cinta dalam sebuah pernikahan, karena menikah adalah menyatukan dua “aku”, yang mereka tidak akan pernah menyatu tanpa adanya kecocokan jiwa yaitu cinta. Kalu kata para pujangga “hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga”. Ops :D
“Jangan kau kira cinta datang dari keakraban dan pendekatan yang tekun, cinta adalah putra dari kecocokan jiwa dan jikalau itu tiada. Cinta tak akan tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.” (Khalil Gibran).
Apakah sakinah, mawaddah dan warahmah itu?, sakinah mawadddah dan warahmah adalah tujuan dari suatu pernikahan dimana itu diusahakan bukan dinantikan kedatangannya dalam rumah tangga kita. Seperti halnya ilmu yang diusahakan dalam mendapatkannya bukan ditunggu kedatangnnya. Seperti yang diisayaratkan dalam Al-Quran; membangun jiwa sakinah, menghidupkan semangat mawaddah dan mempertahankan spirit rahma.
Kata sakinah berarti ketenangan, atau lawan kata dari kegonjangan. Sakinah menggambarkan sebuah ketenangan dan ketentraman karena sebelumnya terjadi sebuah gejolak dalam diri. Sakinah dapat dilahirkan apabila agama berperan dengan baik dalam kehidupan rumah tangga. Perlu diingat bahwa sakinah tidak datang begitu saja atau lewat depan rumah seperti tukang sate yang biasa lewat hehehe. Ada syarat bagi kehadirannya, yaitu berkenaan dengan kalbu/hati manusia yang harus disiapkan dengan kesabaran dan ketaqwaan. Perbanyaklah berdzikir kepada Allah niscaya hati akan tenang. J
 Sakinah baru diperoleh setalah melalui beberapa fase, bermula dari membersihkan hati dari sifat tercela dan buruk. Bukan pake diterjen untuk membersihkannya hohoho melainkan dengan melakukan permuhasabahan diri dimana kita mengakui dosa-dosa dan kesalahan kita kepada Allah. Kemudian “memutuskan hubungan” dengan masa lalu yang kelam, dengan penyesalan dan pengawasan yang ketat terhadap diri kita dalam hal kedapan. Setelah itu muhajadah/perjuangan melawan sifat tercela dan menggantinya dengan sifat terpuji, bertaubat untuk meninggalkan keburukan dan menggantinya dengan kebaikan, sambil memohon bantuan Alllah. Percayalah pertolongan Allah amatlah dekat J
Mawaddah berasal dari kata yang maknanya berkisar kepada “kelapangan dan kekosongan”, mawaddah adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Ia adalah cinta plus sejati. Inget bukan cinta biasa tapi “cinta plus” dimana seseorang yang telah bersemai dalam hatinya mawaddah tidak akan mudah bercerai berai, walau dipisah laut dan pantai tak akan goyah gelora cinta, walau dipisah api dan bara tak akan padam sinar asmara. ow ow ow ciiyye ciiyee kok jadi nyanyi hehehe
Oea mawaddah ini tidak hadir begitu terlaksananya perkawinan, kelirulah jika orang beranggapan mawaddah akan hadir setelah menikah, kalu demikan kita tidak akan menemukan perkawinan yang gagal, right?. Yang benar adalah dengan pernikahan Allah menganugrahkan pasangan suami istri untuk meraih mawaddah dengan berjuang bersama. Ada beberapa tahap nih untuk meraih mawaddah. Pertama tahap bulan madu dimana pada tahap ini hati pasangan berbunga-bunga serasa dunia milik berdua, seperti kisah romeo dan juliet yang berani mati untuk pasangannya wiw wiw saking cintanya. Kedua tahap gejolak, nah ditahap ini terjadi setelah bulan madu. Kehidupan di tahap ini sudah tidak terlalu memesona, mulai hinggap kejengkelan-kejengkelan dihati. Mulai deh terbuka sifat-sifat dasar masing-masing pasangan yang dulu di umpetin di dalam kantong sebelum menikah hehehhe. Pada tahap ini kedua pasangan mulailah sadar bahwa pernikahan bukan tentang romantisme belaka seperti kisahnya romeo dan juliet, kadang terjadi penyesalan telah menikahinya. Nah kalu dibiarkan bisa terncam gagal deh rumah tangga yang baru kita bangun, upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan dengan kesabaran dan toleransi sambil memohon bantuan Allah SWT. Inget bukan bantuan dukun ya bantuan Allah Azza Wajalla. ketiga tahap perundingan dan negosiasi, tahap ketiga ini lahir jika masing-masing pasangan masih saling membutuhkan dan karena itu mereka selalu melakukan negosiasi, kedua belah pihak harus saling mengalah dalam melakukan negosiasi. Mereka harus bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan. Jika tahap ini sukses maka akan lahir tahap berikutnya. Keempat tahap penyesuaian dan integritas, pada tahap ini masing-masing dapat menunjukan sifat aslinya. Pada tahap ini masing-masing mulai saling menghargai satu sama lain meskipun masih terdapat perbedaan. Pada tahap ini akan terasa nikmatnya berkorban demi cinta. Wew... Kelima tahap peningkatan kualitas kasih sayang, disini masing-masing pasangan menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan bahwa hubungan perkawinan berbeda dengan segala macam hubungan sosial yang selama ini dikenal. Pada tahap ini, pasangan menajdi teman terbaik, kawan berdiskusi dan berbagi kebahagian, dan semua kegiatan dikaitkan dengan upaya menyenagkan pasangan. Keenam tahap kemantapan, pada tahap ini masing-masing pasangan menghayati cinta kasih sebagai kenyaataan abadi, sehingga badai perbedaan dan perselisihan pun tak akan menggoyahkan rumah tangga. Nah, dalam masa kemantapan inilah kebahagiaan sejati dirasakan.
Warahmah atau Rahmah artinya kasih sayang, diambil dari kata rahim yarhamu yang bermakna kesungguhan untuk berbuat baik kepada yang dicintainya, mencerminkan sikap saling memahami kekurangan masing-masing dan berusaha untuk melengkapinya. Rahmah adalah kondisi pisikologis yang muncul didalam hati akibat menyaksikan ketdiakberdayaan dan mendorong yang bersangkutan untuk melakukan pemerdayaan. Rahmah menghasilakan kesabaran, murah hati, tidak cemburu. Pemiliknya tidak angkuh, tidak mecari keuntungan semata, tidak pemarah apalgi pendendam. Rahmah yang menghiasi jiwa sesorang mampu membendung keinginan dan kebutuhan yang berpotensi untuk menyakiti pasangannya. Sehingga pasangan suami istri yang jiwanya telah dihiasi Rahmah selalu mengupayakan kebahagiaan pasanganya dan menghindari suatu yang akan menyakiti hati pasangannya. Subahnallah sekali ya J.
Bagaimana mengatasi problema dalam pernikahan? Loh kan sudah dijelaskan diatas, yaitu dengan berusaha untuk meraih Sakinnah, Mawaddah dan Warahmah melalui kesabaran dan ketaqwaan kepada Allah Azza Wajalla. Karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna begitu pula dengan sebuah pernikahan, kitalah yang harus membuat ketidak sempurnaan itu menjadi sempurna.
Jika diantara teman-teman masih penasaran dan belum puas dengan jawaban-jawaban yang ada di benak kalian, teman-teman bisa baca langsung bukunya M. Quraish Shihab yang berjudul “Penganting Al-Quran, Kalung permata buat anak-anak ku”. kalu ga, bisa juga baca bukunya “Sakinah Bersamamu” dari Asma Nadia. Kalu ga punya uang buat beli bukunya, kalian bisa ikutin tips dari saya yaitu sering-sering nongkrong di gramedia buat baca buku gratisan hahahah :D


Ini buku Pengantin Al-Quran
Ini buku Sakinah Bersamamu

Tulisan ini saya dedikasikan juga khusus untuk sepupu saya yang sekaligus teman sepermainan saya waktu kecil @Icha yang telah berani memutuskan untuk menikah dini. Semoga pernikahan kalian dipenuhi dengan keberkahan sehingga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Saya tidak bisa memberikan sebuah kado yang lebih baik dari sebuah ilmu yang Allah dan Rosul kita telah berikan.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih buat teman-teman yang sudah berkunjung di blog saya, apalagi mau kasih comment buat tulisan saya ini. Sampai jumpa lagi di tulisan saya yang selanjutnya J

Kematian Ayah Seorang Teman


Kematian Ayah seorang teman ....

Aku terdiam sejenak dalam heningnya gelap

Meratapi sejauh apa kaki telah melangkah

Kemudian wajah ayah terbayang dalam benakku

Ia tersenyum hangat memamerkan sederet gigi indahnya

Aku tersenyum nyaris tertawa, berjalan nyaris berlari

Kemudian wajah ayah terbayang dalam benak ku

Ia pucat tak bernafas dalam kaku tubuhnya yang kekar

Aku tak menangis hanya membisu, tak bergerak hanya mematung

Aku ingin berteriak dalam egoku yang menggila

Mengamuk dalam mimipiku yang menggila

Apa yang harus aku lakukan dengan semua kegilaan ini

Aku takut bahkan untuk melangkah satu langkah

Meninggalkan ayah yang sedang sakit di kampung halaman
Pajajaran, 29 Juni 2012

Selamat Ulang Tahun Yanne

Selamat Ulang Tahun Yanne Yuniarti W
Ini kedua kalinya saya menulis sebuah ucapan tulus dari hati atas terimakasih saya sebesar-besarnya untuk diri saya yang telah cukup jauh mengarungi hidup. 21 tahun yang lalu, tepatnya hari kamis 27 Juni 1991saya dilahirkan di dunia ini lewat rahim ibu saya. Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatNya karena selama ini saya tetap dalam keadaan sehat wal’afiat, masih diberi kesempatan bernafas dan berkumpul dengan keluarga saya. Tak akan cukuplah rasanya bila harus saya ucapkan satu persatu atas rasa syukur saya kepada Allah SWT dalam tulisan ini.
Hari ini saya sadar saya telah memasuki umur 21 tahun, sedih rasanya selama hidup dua pulu satu tahun lamanya di dunia ini saya belum bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat untuk orang lain. Selama ini saya masih saja disibuk dengan urusan hidup saya, masih mementingkan kepentingan-kepentingan saya dan mendahulukan ego-ego saya. Setelah melakukan perenungan diri yang cukup lama akhir-akhir ini, akhirnya saya mengerti untuk apa saya dilahirkan kedunia ini? Apa yang harus saya lakukan di dunia ini? Dan akan kemana saya nanti setalah meninggalkan dunia ini?. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan seperti ini pernah terlintas dalam benak saya saat saya berumur 18 tahun, namun saya belum menemukan jawaban yang tepat atau lebih tepatnya saya tidak mencari jawaban itu.
Kawan, hari ini di umur yang telah menua ini saya ingin menjadi jiwa yang baru yang lebih baik lagi. Saat saya membaca tulisan-tulisan saya yang dulu, saya menyadari betapa sombongnya saya dan betapa buruknya diri ini, saya menyimpan banyak sekali kebodohan di dalam diri ini, saya menyimpan banyak sekali keburukan di hati ini. Saat saya mengikuti acara “Malam Muhasabah Muslimah” di Darul Tauhid ternyata lebih mudah untuk saya menulis sifat-sifat buruk yang ada di dalam diri saya ketimbang sifat-sifat baik. Saat saya ditanya seseorang tentang seberapa banyakkah saya melakukan hal yang bermanfaat untuk orang lain?, seberapa banyakah saya telah membuat orang lain bahagia karna saya?, saya bahkan tak tahu harus menjawab apa. Tapi saat saya ditanya seberapa banyakkah saya telah merugikan orang lain? Seberapa banyakkah saya telah membuat hati orang lain bersedih karna saya? Rasanya saya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan mudah. Tragis sekali bukan hidup saya ini, saya tidak ingin kehidupan yang seperti ini terus berlanjut dalam diri saya. Coz i want to move on and move up !!!
“aku tak bisa menjadi aku yang seharusnya, jika aku mempertahankan apapun aku hari ini. Aku harus ikhlas melepaskan sikap dan cara-cara ku hari ini yang tidak sesuai dengan diriku dimasa depan. Aku hanya bisa menjadi diriku yang baru, dengan menyerahkan diriku yang lama kepada Tuhan, beserta permohonan maaf atas kesalahan dan dosa masa laluku. Aku jiwa baik yang sedang membaru.”
_Mario Teguh_
Kawan, bantulah saya untuk menjadi jiwa yang lebih baik lagi dengan memaafkan atas segala kesalahan dan khilaf saya dimasa lalu yang mungkin pernah menyakiti hati kalian. Mari kita sama-sama menjadi jiwa yang lebih baik lagi untuk kehidupan selanjutnya.
Hari ini saya bersemangat sekali untuk mengejar mimpi-mimpi saya yang telah saya rencanakan cukup lama, saya sungguh bersemangat untuk menimba ilmu lebih banyak lagi. Kalu kata Ippho Right ilmu itu di cari bukan di tungguin lewat di depan rumah, dan saya percaya orang yang sedang menimba ilmu sama dengan orang yang sedang berjihad di jalan Allah. Jadi hadapilah dunia dengan ilmu. 
Mimpi adalah sesuatu yang membedakan orang hidup dan mati, jika saya tidak mempunyai mimpi apa bedanya saya dengan orang mati?, kehidupan yang baik berawal dari mimpi yang tinggi dan tujuan yang mulia. Saya selalu mengulangi kalimat-kalimat itu untuk memotivasi diri saya saat saya sedang merasa lelah dan tidak percaya diri, atau ketika orang-orang disekitar saya meremehakan mimpi saya. Satu hal yang saya yakini “Man Jadda Wajada” siapa yangbersungguh-sungguh pasti akan berhasil, jika pun belum berhasil maka terapkan kalimat ini “Man Shabara Zafira” bersabarlah.
“Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sampai kaum
itu mengubah nasib mereka sendiri”
-QS Al-Anfal (8) : 53
Mengejar Matahari
Selamat Ulang Tahun Yanne, sekali lagi saya mengucapkan terimaksih setulus hati untuk diri saya yang telah berani untuk menjadi jiwa yang baru dan mau mengubah keburukan menjadi kebaikan. Jikalah Allah menizinkan saya hidup lebih lama lagi di dunia ini saya ingin memperbaiki diri di mulai dari sekarang hingga dua tahun kedepan. Saya mentargetkan dalam waktu dua tahun mungkin terdengar cukup lama, karna saya tahu itu butuh proses yang tidak mudah, saya tidak ingin hasil yang instan saya ingin menikmati prosesnya. Oea kawan, memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh juga, saya harus memantaskan diri saya untuk jodoh saya. Saya berkeyakinan bahwa “dia” yang namanya masih dirahasiakan Allah sedang berupaya memperbaiki diri dan memantaskan diri untuk yang terbaik.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih untuk kalian yang telah sudi membaca tulisan saya ini, semoga ada manfaat yang bisa kalian ambil dari tulisan ini.
Pajajaran 27 Juni 2012

Semangat Menulis


Semangat menulis

Menulislah dan terus menulis..


Tulisan ini saya beri judul semangat menulis karena saya ingin memulai lagi kebiasaan saya menulis yang pernah saya tinggalkan beberapa bulan terakhir ini. Sebenarnya dari SMA saya suka sekali menulis hanya saja karena beberapa kesibukan dan kemalasan, jadi hilang deh kebiasaan menulis itu :P. Akhir-akhir ini saya sedang gemar-gemarnya membaca sebuah cerpen, biografi atau kisah-kisah inspiratif lainnya, saya jadi termotivasi untuk memulai menulis lagi. Jika mereka bisa membuat karya inspiratif dan menggugah semangat, mengapa saya yang juga masih muda tidak bisa seperti mereka. Saya berkeyakinan tidak ada yang tidak bisa dan tidak ada yang tidak mungkin untuk setiap hal baik yang kita usahakan dan kita panjatkan dalam setiap doa karena Tuhan tidak pernah tidur.  God Always Listening And Understanding.

Menulis itu menyenangkan bahkan bisa mencerdaskan otak kita, tau kenapa? Karena saat kita menulis otomatis kita memerlukan kreativitas dan imajinasi yang tinggi dan itu membuat otak kanan dan otak kiri kita bekerja. Coba deh kalian renungkan ada berapa aktivitas yang kita lakukan saat menulis? Kalu di pikir-pikir kita melakukan dua aktivitas sekaligus secara bersamaan pertama si tangan melakukan tugasnya mengetik/menulis dan si otak melakukan tugasnya berkreasi dan berimajinasi.
Menulis itu menyenangkan bahkan bisa meredakan kegelisahan, kemarahan dan kekesalan di hati kita. Gak percaya? Coba deh kalian kalu lagi marah, lagi galau atau kesel sama seseorang kalian tuangin itu semua lewat tulisan. Kalian bebas mau menulis apa aja, tulislah sesuka hati kalian sampe kalian merasa tenang kembali nah setelah itu kalian baca lagi deh yang uda kalian tulis, pastinya kalian merasa sedikit geli dengan tulisan-tulisan kalian. Eitsss tapi jangan sampe itu tulisan dipublikasiin, karena sebagian besar kalu kalian menulis dengan perasaan seperti itu sadar ga sadar tulisan kalian memojokan seseorang tertentu. Cukup deh tulisan itu kalian simpen buat dokumen pribadi kalian sebagai bentuk intropeksi diri kalian.
Menulis itu menyenangkan bahkan bisa menjadi ladang amal jariyah buat kita, kok bisa ya? Saat tulisan-tulisan kalian itu mengandung ilmu yang bermanfaat bagi yang membacanya dan si pembaca mendapat pengetahuan dan pengetahuan yang baik itu disebar luaskan ke yang lain dan yang lain menerapkannya, bukankah ilmu yang telah kita tuangkan dalam tulisan kita telah menjadi amal jariyah?. Gini deh contoh sederhananya, Ust Yusuf Mansyur membuat sebuah buku nih, buku itu dibeli si A, si A selanjutnya memberitahu si B tentang ilmu yang ada di buku itu, si B yang tadinya suka melakukan maksiat karena telah mendapatkan ilmu dari si A maka si B sedikit demi sedikit meninggalkan perbuatan maksiat itu. Kalu gitu bukankah sangat baik jika kita menulis tulisan-tulisan yang bermanfaat. Amal jariyah ini juga berlaku sebaliknya untuk tulisan-tulisan kita yang tidak bermanfaat yang menimbulkan kemudharatan bagi yang membacanya tinggal kita yang memutuskan mau menulis yang membuahkan amal jariyah pahala atau dosa.
Menulis itu menyenangkan bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang yang tidak bisa kita ungkapkan secara langsung kepada seseorang. Saya pernah menulis tulisan betapa sayangnya saya kepada ibu saya, tapi ini bukan karena saya tidak bisa mengungkapkannya secara langsung kepada beliau hanya saya rasa kurang mengena atau terdengar seperti biasa saja kalu saya mengungkapkannya secara langsung. Saya membuat tulisan berupa “cerpen” untuk beliau, didalam cerpen itu saya sisipkan deh beberapa kata yang menyentuh hati untuk beliau berharap beliau tahu bahwa saya menyayanginya, mengaguminya dan menghormatinya. Dengan menulis juga kalian bisa melakukan permohonan maaf kepada seseorang jika kalian rasa kalian tidak sanggup mengungkapkannya secara langsung.
Semangat menulis, saya bersungguh-sungguh mengajak kalian untuk menulis tapi menulis sesuatu yang bermanfaat. Oea jangan sampe tulisan kalian ada unsur mendzholimi seseorang atau menyombongkan diri yahh, mari kita sama-sama belajar menulis yang baik dan bermanfaat. Siapa tahu kelak dengan ide-ide yang kita tuangkan dalam tulisan kita, kita bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik lagi.
Yanne_Y.W
Pajajaran, 23 Juni 2012
 

Sample text

Sample Text

Sample Text